Selasa, 04 Agustus 2009

SIAPA YANG MENGGENDONG MBAH SURIP KINI ?


Penulis: Ewith Bahar.
(Dipublikasikan untuk Media Jakarta dan Elshintagroups)

Mbah Surip meninggal dunia. Kabar ini sangat mengejutkan, mengingat penyanyi berpenampilan rasta ini tengah berada dalam hingar bingar popularitas lewat lagu hit nya “Tak Gendong Kemana-mana”. Kematiannya yang terasa sangat mendadak ini konon akibat penyumbatan pembuluh darah di jantung. Seorang teman secara berseloroh mengatakan bahwa Mbah Surip “dibunuh oleh televisi”. Hahaha….. Pernyataan ini mungkin tak berlebihan, karena setiap hari, dari pagi hingga malam, mbah Surip wara-wiri di layar kaca, hingga hampir semua penonton tivi, mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek hafal penampilannya dengan rambut gimbal ala Bob Marley dan topi rajut warna mencolok yang menjadi trade marknya. Sejak “Tak Gendong” meledak , praktis kesibukan Mbah Surip tak pernah surut. Tak ada hari yang dilalui tanpa show, konon setiap hari. Belum lagi undangan menjadi bintang tamu di banyak program televisi. Apalagi tersiar kabar bahwa Mbah Surip juga kadang bersedia hadir menghibur penggemarnya tanpa dibayar. Luar biasa. Ini tentu semakin menambah beban keletihannya. Antara kebaikan hati yang selalu ingin menyenangkan semua orang dan ketahanan fisik yang mulai renta, agaknya tak seimbang. Lagipula, penyanyi tua sederhana inipun tak punya konsep untuk gaya hidup sehat, terutama asupan makan minum sehari-hari. Tubuh tua, kesibukan ekstra padat, minim istirahat, plus gempuran berbungkus-bungkus rokok kretek dan konsumsi hampir sepuluh gelas besar kopi hitam sehari. Dapatkah logika tubuh menerima perlakuan ini? Ah. mbah Surip !

Kehidupan Mbah Surip, tak terelakkan lagi memang tengah diguncang shock popularitas yang nampaknya tak siap benar diterimanya. Maklumlah, sebagaimana kematiannya, popularitaspun dia dapatkan nyaris secara mendadak pula. Dengan kuantitas kesibukan yang luar biasa seperti itu dalam industri musik yang agresif dewasa ini, lazimnya Mbah Surip harus sudah memiliki tim manajemen yang mengontrol seluruh aktifitasnya secara profesional. Yang terjadi ia hanya mengandalkan pengelolaan pekerjaannya di tangan anaknya, Farid, yang notabene tak memiliki kapabilitas memadai menjadi manajer seorang artis yang tiba-tiba sangat terkenal dan kebanjiran job seperti Mbah Surip.

Jadi, istilah mbah Surip “dibunuh” televisi seperti guyon teman saya itu setelah difikir-fikir terasa menyakitkan hati. Kenapa kemarin-kemarin tak ada yang perduli untuk mengantisipasi hal ini, melengkapi eksistensi Mbah Surip di bisnis music ini dengan manajemen professional. Yah, ini bisnis bung. There’s no business like show biz. Dunia showbiz sudah menjadikan Mbah Surip yang lugu sebagai komoditas, dan banyak pihak mengeruk keuntungan dari kehadirannya. Mbah Surip telah menggendong nasib banyak orang dipundaknya yang rapuh Lalu siapa yang akan menggendongnya kini? I Love You Full mbah, terimakasih kehadiran singkatmu sangat menghibur.