Senin, 20 Juli 2009

THE POWER OF RHYME

Sekelumit puisi
(ewith bahar 2006)

Berdesak-desak kata memohon jadi puisi
Gores demi goresnya mewujud sekisah riwayat.

Semoga hidup ini puisilah adanya,
terbentuk dari segala sunyi,
karna sunyi adalah gairah yang murni,
yang mengkamuflase segala letup dan bara,
betapa merahpun, redam dalam kalam puitis
yang menggetarkan, menggeleparkan.

Puisi……..
Kata yang getar dari jiwa menggelepar
dalam haru biru desah perasaan
seperti sepenggal kesimpulan
yang tercabut dari surat panjangmu.

Simpan sedu yang beku,
intisari amarah yang rindu
Dalam puisi amarah jadi murni, rindu jadi murni

Kuberjalan dengan puisi meninggalkanmu
telah usai kulakukan semua yang perlu.
Puisi tinggal jadi kenang terpahat.



wajah susut

(ewith bahar 2006)

Suatu ketika
wajahku terpampang dalam puisi
yang kau tulis berlarik-larik.
Beserta ruh senyumku
Beserta ruh gerai rambutku

Kau
Membacaku inci demi inci
Mulai dari kata paling bawah,
menguliti misteri demi misteri

dan aku…… hilang selapis selapis.


Kekasih lama
(ewith bahar 2008)

Malam menjelma abu-abu tua
Bulan setengah bulat tanpa warna,
hatiku hilang rupa
dalam bius cintamu yang magenta


aku cinta pada wajah yang kulupa
hanya kuingat hatinya
yang semburat merah muda
jadi angin yang silir,
dan lagu sayup di beranda jiwa.

Kau…
wajah yang kulupa, dengan hati merah muda,
ada berapa kerat hatiku yang kau bawa ?

2 komentar:

  1. Hai ewith......akukah yang kau maksud? Tulis lagi dong puisi yang lebih menggeleparkan.

    BalasHapus
  2. wah......jatuh cinta bener nih kayanya. kenalan dong.

    BalasHapus